Selasa, 29 Mei 2012

LONG LIVE EDUCATION IN ISLAM


LONG LIVE EDUCATION IN ISLAM
Pendahuluan
                 Pendidikan merupakan salah satu perhatian sentral masyarakat Islam baik dalam negara maupun minoritas. Dalam ajaran agama Islam pendidikan mendapat posisi yang sangat penting dan tinggi. Karenanya, umat Islam mempunyai perhatian yang tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan untuk kepentingan masa depan umat Islam.                                                  
  Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Allah SWT sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah. Pertama kali Allah menurunkan wahyu yaitu tentang perintah untuk membaca.                                                                                                       
         Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,( Al ‘Alaq 1)        Dari ayat itu bisa disimpulkan bahwa sebelum mengamalkan sesuatu, kita diharuskan untuk membaca, mempelajari sebelum mengamalkan. Syaikh Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan: “Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima”.Islam mewajibkan setiap muslim baik muslimin maupun muslimat untuk bersungguh-sungguh dalam mengeyam pendidikan hingga akhir hayat. Apalagi tentang ilmu agama Islam. Dengan ilmu ini, Allah akan menyelamatkan manusia dari jilatan api neraka. Belajar adalah cara untuk mendapatkan ilmu. Seperti sabda Nabi ,"Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar."                        “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami.Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar (QS. Asy-Syura: 52)”                           
 Dan Hadis dari Nabi SAW :  “ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)      Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :                                     
1.      Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhoi Allah SWT.
2.      Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
3.   Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini.                                                            
 Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolahalam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.
                 
       Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.
Pendidikan Dalam Pandangan Islam                                                                                  Pendidikan dalam Islam itu sudah dimulai dari kandungan sampai liang lahat, atau bisa disebut dengan pendidikan sepanjang hayat ( long life education ). Pendidikan itu tidak harus selalu dilakukan ditempat yang formal. Pembelajaran tingkah laku di lingkungan sekitar dan keluarga pun disebut dengan pendidikan. Agama Islam menyebutkan pula bahwa pendidikan itu harus didasarkan pada agama.     Pendidikan itu tidak hanya menuntut pengetahuan saja tetapi perlu adanya keseimbagan antara akhlak. Lingkungan sekolah berpengaruh juga dalam proses pendidikan. Lalu masyarakat, karena lingkungan yang kurang baik akan cepat mempengaruhi dalam jalannya poses pendidikan ini. Apalagi tentang pergaulan sekarang ini. Jika kita tidak dapat memilah dan memilih mana yang baik untuk kita mungkin kita akan terjerumus kedalam hal-hal yang kurang baik pula. Karena dalam kenyataan ini orang itu jika kurang kuat imannya secara tidak langsung akan mudah terpengaruh. Al Quran sudah memberi petunjuk agar kita itu tidak ketinggalan / bodoh terhadap ilmu.                                                                                                    
  Pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”. Tapi jangan lupa hal ini harus diseimbangkan dengan akhlak. Pendidikan itu suatu proses memanusiakan manusia. Ilmu adalah bagian dari pendidikan. Menurut pandangan Islam bahwa proses pendidikan itu perlu diimbangi dengan penanaman akhlak. Jadi pendidikan dalam pandangan Islam perlu didukung. Dengan hal ini Islam tidak ingin umatnya awam dengan pendidikan.     Pendidikan dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Dalam proses pendidikan terjadi suatu interaksi yang saling berkaitan yaitu anak didik, pendidik, dan tujuan dari pendidikan itu.                                                                 
  Rasulullah bersabda“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi).ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii')                        
                   Sebenarnya inti dari ilmu adalah dijadikanya Al Qur’an sebagai pokok dari ilmu. Alqur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al Qur’an berisikan tentang berita masa lalu, gambaran surga dan neraka, lalu fenomena-fenomena alam yang siap untuk di bahas oleh para ‘alim.
Hukum menuntut Ilmu
Apabila kita memperhatikan isi Al Qur’an dan Al Hadist, maka terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Sehingga predikat umat terbaik yang disematkan oleh Allah kepada hamba-Nya akan terjadi. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan bertanya, melihat atau mendengar.                                                                                                            
   Kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan”. (HR. Ibn Abdulbari). Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan, menyelami hakekat alam, dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dengan ‘aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan soal-soal keduniawian dan segala kebutuhan hidup.                                       
      Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya : “Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya, dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula, dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki kedua-duanya pula”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah memerintahkan untuk tidak hanya maju ke medan perang, tetapi sebagian tetap tinggal untuk memperdalam ilmu.
“ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.(At Taubah :12   
                                                                                         Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk menutut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik, dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang di ridhai Allah SWT. Hukum wajibnya perintah menuntut ilmu itu adakalanya wajib ‘ain dan adakalanya wajib khifayah.                     
             Ilmu yang wajib ‘ain dipelajari oleh mukallaf yaitu yang perlu diketahui untuk meluruskan ‘aqidah yang wajib dipercayai oleh seluruh muslimin dan yang perlu diketahui untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang difardhukan atasnya, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Disamping itu perlu dipelajari ilmu akhlak untuk mengetahui adab sopan santun yang perlu kita laksanakan yang menjadi tonggak hidup. Sedangkan ilmu yang wajib khifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya.

Menuntut ilmu sebagai Ibadah
Di dalam Islam, menuntut ilmu adalah termasuk ibadah. Allah akan mengganjar pahala bagi orang yang menuntut ilmu seperti orang fisabilillah( berjuang di jalan Allah). Seperti dalam sabda Nabi“Barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia sampai pulang kembali. Apabila dalam proses menuntut ilmu Allah memanggilnya, maka dimasukkan ke dalam golongan orang yang mati syahid yang dijanjikan surga oleh Allah swt. Tentunya, ilmu yang diniatkan untuk mencari ridho dari Allah dan ilmu yang dicari termasuk ilmu yang baik dan benar
Dilihat dari segi ibadat, sungguh menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya : “Sungguh sekiranya engkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian mempelajari dari satu ayat dari kitab Allah (Al Qur’an), maka pahalanya lebih baik daripada ibadat satu tahun”.                                                                                                        
  Mengapa menuntut ilmu sangat tinggi nilainya dilihat dari segi ibadat? Karena amal ibadat yang tidak dilandasi dengan ilmu yang berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Syaikh Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan, yang artinya : “Siapa saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni tidak diterima”.

Derajat orang yang berilmu
Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang mununtut ilmu, baik di dunia maupun di akhirat.
“ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujadillah :11) Agar bermanfaat bagi orang lain hendaklah ilmu-ilmu itu kita ajarkan kepada
mereka. Mengajarkan ilmu-ilmu ialah memberi penerangan kepada mereka dengan
uraian lisan, atau dengan melaksanakan sesuatu amal di hadapan mereka, atau
dengan jalan menyusun dan mengarang buku-buku untuk dapat diambil
manfaatnya. Mengajarkan ilmu kecuali memang diperintah oleh agama, sungguh tidak
disangkal lagi, bahwa mengajar adalah suatu pekerjaan yang seutama-utamanya.
Nabi diutus ke dunia inipun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya :
Artinya :
“Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar”.(HR. Baihaqi). Sekiranya Allah tidak membangkitkan Rasul untuk menjadi guru manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal-hal yang diluar akal manusia. Untuk itulah Ras
ul Allah dibangkitkan di dunia ini. Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada manusia/masyarakat secara luas, agar mereka tidak dalam kebodohan dan kegelapan, maka diperlukan kesadaran bagi para mualim, guru dan ulama, untuk beringan tangan
menuntun mereka menuju kebahagian dunia dan akhirat. Bagi para guru dan
ulama yang suka menyembunyikan ilmunya, mendapat ancaman, sebagaimana sabda
Nabi saw. Artinya :”Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak dihari kiamat dengan kekangan ( kendali) dari api neraka”.(HR Ahmad)

Penutup                                                                                             
                         Dari paparan di atas telah jelas bahwa pendidikan Islam sangat penting dalam membimbing para anak muda untuk menjadi generasi yang robbani yang dapat merubah keadaan bangsanya menjadi lebih baik. maka wujudkan pendidikan islam yang baik, maka haruslah berkerja keras dan adanya dukungan dari berbagai fihak.tetapi Insya Allah apabila kita selalu berikhtiar dan berserah diri kepada Allah Swt, maka tidaklah mustahil semua itu akan dapat terwujud seperti janji Allah dalam Firman-NYA,”Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” ( Q.S.Muhammad : 7 ). Akhirnya Hamazah Wa Istiqomah dalam menegakkan Dienul Islam. Marilah kita menuntut ilmu pengetahuan, sesempat mungkin dengan tidak ada hentinya tanpa absen sampai ke liang kubur, dengan ikhlas dan tekad mengamalkan dan menyumbangkannya kepada masyarakat, agar kita semua dapat mengenyam hasil dan buahnya.

            Daftar pustaka
file:///F:/LONG%20LIFE%20EDUCATION%20IN%20ISLAM%20SEMANGAT%       0NTUK%20HATI%20DAN%20JIWA%20MANUSIA%20%C2%AB%20B       IAN% RANGGA.htm
file:///F:/LONG%20LIVE%20EDUCATION%20IN%20ISLAM%20%C2%AB%20            ebranindrarukmana%27s%20Blog.htm
file:///F:/long-life-education-in-islam.html
 file:///F:/long-life-education-pendidikan-seumur.html
file:///F:/pendidikan-islam.html
file:///F:/~%20never%20let%20you%20go%20~%20%C2%BB%20Long%20Life%20Eu
file:///F:/afika%20blog%20%C2%BB%20Blog%20Archive%20%C2%BB%20LON%0LIVE%20EDUCATION%20IN%20ISLAM%2020.htmcation%20in%20Islam.htm







Tidak ada komentar:

Posting Komentar