LONG
LIVE EDUCATION IN ISLAM
Pendahuluan
Pendidikan
merupakan salah satu perhatian sentral masyarakat Islam baik dalam negara
maupun minoritas. Dalam ajaran agama Islam pendidikan mendapat posisi yang
sangat penting dan tinggi. Karenanya, umat Islam mempunyai perhatian yang
tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan untuk kepentingan masa depan umat Islam.
Sebagai
suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif
dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Allah SWT
sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi
pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya
mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan
diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan
hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk
mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah. Pertama
kali Allah menurunkan wahyu yaitu tentang perintah untuk membaca.
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,( Al ‘Alaq 1) Dari ayat itu bisa disimpulkan bahwa
sebelum mengamalkan sesuatu, kita diharuskan untuk membaca, mempelajari sebelum
mengamalkan. Syaikh Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan: “Siapa saja yang
beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan
ditolak, yakni tidak diterima”.Islam mewajibkan setiap muslim baik muslimin
maupun muslimat untuk bersungguh-sungguh dalam mengeyam pendidikan hingga akhir
hayat. Apalagi tentang ilmu agama Islam. Dengan ilmu ini, Allah akan
menyelamatkan manusia dari jilatan api neraka. Belajar adalah cara untuk
mendapatkan ilmu. Seperti sabda Nabi ,"Sesungguhnya ilmu itu hanya
diperoleh dengan belajar." “ Dan demikian kami wahyukan kepadamu
wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki
diantara hamba-hamba kami.Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi
petunjuk kepada jalan yang benar (QS. Asy-Syura: 52)”
Dan Hadis dari Nabi SAW : “ Sesungguhnya orang mu’min
yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat
kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya,
serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh
kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90) Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :
1.
Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat
manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi
bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhoi Allah SWT.
2.
Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat
orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat
diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
3. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan
bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus,
sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk,
memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka
dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan.
Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh
aspek kehidupan ini.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah
di muka bumi untuk mengolahalam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman
sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi
alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga
akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian
pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak
mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan
seisinya.
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.
Kebodohan adalah salah satu faktor yang
menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar
menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia
terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik
dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah
kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode
pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia
memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran
pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.
Pendidikan
Dalam Pandangan Islam Pendidikan dalam Islam itu sudah dimulai dari kandungan
sampai liang lahat, atau bisa disebut dengan pendidikan sepanjang hayat ( long
life education ). Pendidikan itu tidak harus selalu dilakukan ditempat yang
formal. Pembelajaran tingkah laku di lingkungan sekitar dan keluarga pun
disebut dengan pendidikan. Agama Islam menyebutkan pula bahwa pendidikan itu
harus didasarkan pada agama. Pendidikan
itu tidak hanya menuntut pengetahuan saja tetapi perlu adanya keseimbagan
antara akhlak. Lingkungan sekolah
berpengaruh juga dalam proses pendidikan. Lalu masyarakat, karena lingkungan
yang kurang baik akan cepat mempengaruhi dalam jalannya poses pendidikan ini.
Apalagi tentang pergaulan sekarang ini. Jika kita tidak dapat memilah dan
memilih mana yang baik untuk kita mungkin kita akan terjerumus kedalam hal-hal
yang kurang baik pula. Karena
dalam kenyataan ini orang itu jika kurang kuat imannya secara tidak langsung
akan mudah terpengaruh. Al Quran sudah memberi petunjuk agar kita itu tidak
ketinggalan / bodoh terhadap ilmu.
Pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri
cina”. Tapi jangan lupa hal ini harus diseimbangkan dengan akhlak. Pendidikan
itu suatu proses memanusiakan manusia. Ilmu adalah bagian dari pendidikan.
Menurut pandangan Islam bahwa proses pendidikan itu perlu diimbangi dengan
penanaman akhlak. Jadi pendidikan
dalam pandangan Islam perlu didukung. Dengan
hal ini Islam tidak ingin umatnya awam dengan pendidikan. Pendidikan dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat. Dalam proses pendidikan terjadi suatu interaksi yang
saling berkaitan yaitu anak didik, pendidik, dan tujuan dari pendidikan itu.
Rasulullah bersabda“Tuntutlah
ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan
terhormat dan mulia (tinggi).ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di
dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii')
Sebenarnya
inti dari ilmu adalah dijadikanya Al Qur’an sebagai pokok dari ilmu. Alqur’an
adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al Qur’an
berisikan tentang berita masa lalu, gambaran surga dan neraka, lalu
fenomena-fenomena alam yang siap untuk di bahas oleh para ‘alim.
Hukum menuntut Ilmu
Apabila kita
memperhatikan isi Al Qur’an dan Al Hadist, maka terdapatlah beberapa suruhan
yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk
menuntut ilmu agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut
kejahilan dan kebodohan. Sehingga predikat umat terbaik yang
disematkan oleh Allah kepada hamba-Nya akan terjadi. Menuntut ilmu
artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan bertanya, melihat
atau mendengar.
Kewajiban
menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Menuntut
ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan”.
(HR. Ibn Abdulbari). Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam
mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan,
mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan, menyelami hakekat alam,
dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh umat yang
lalu, baik yang berhubungan dengan ‘aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan
dengan soal-soal keduniawian dan segala kebutuhan hidup.
Nabi
Muhammad SAW bersabda, yang artinya : “Barang siapa menginginkan soal-soal yang
berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya, dan barang siapa yang
ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula,
dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki
kedua-duanya pula”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah
memerintahkan untuk tidak hanya maju ke medan perang, tetapi sebagian tetap
tinggal untuk memperdalam ilmu.
“ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.(At Taubah :12
Islam mewajibkan kita
menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna untuk menutut kita
dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap
muslim jangan picik, dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam
batas-batas yang di ridhai Allah SWT. Hukum wajibnya perintah menuntut ilmu itu
adakalanya wajib ‘ain dan adakalanya wajib khifayah.
Ilmu yang wajib ‘ain dipelajari
oleh mukallaf yaitu yang perlu diketahui untuk meluruskan ‘aqidah yang wajib dipercayai
oleh seluruh muslimin dan yang perlu diketahui untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang difardhukan atasnya, seperti shalat, puasa, zakat, dan
haji. Disamping itu perlu dipelajari ilmu akhlak untuk mengetahui adab sopan
santun yang perlu kita laksanakan yang menjadi tonggak hidup. Sedangkan ilmu
yang wajib khifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yang hanya menjadi
pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya.
Menuntut ilmu sebagai Ibadah
Di dalam Islam,
menuntut ilmu adalah termasuk ibadah. Allah akan mengganjar pahala bagi orang
yang menuntut ilmu seperti orang fisabilillah( berjuang di jalan Allah).
Seperti dalam sabda Nabi“Barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia
telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga
ia sampai pulang kembali. Apabila dalam proses menuntut ilmu Allah
memanggilnya, maka dimasukkan ke dalam golongan orang yang mati syahid yang
dijanjikan surga oleh Allah swt. Tentunya, ilmu yang diniatkan untuk mencari
ridho dari Allah dan ilmu yang dicari termasuk ilmu yang baik dan benar
Dilihat dari segi
ibadat, sungguh menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya : “Sungguh sekiranya engkau
melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian mempelajari dari
satu ayat dari kitab Allah (Al Qur’an), maka pahalanya lebih baik daripada
ibadat satu tahun”.
Mengapa menuntut ilmu
sangat tinggi nilainya dilihat dari segi ibadat? Karena amal ibadat yang tidak
dilandasi dengan ilmu yang berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Syaikh
Ibnu Ruslan dalam hal ini menyatakan, yang artinya : “Siapa saja yang beramal
(melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya akan ditolak, yakni
tidak diterima”.
Derajat orang yang berilmu
Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada
orang-orang yang mununtut ilmu, baik di dunia maupun di akhirat.
“
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al
Mujadillah :11) Agar bermanfaat bagi orang lain hendaklah
ilmu-ilmu itu kita ajarkan kepada
mereka. Mengajarkan ilmu-ilmu ialah memberi penerangan kepada mereka dengan
uraian lisan, atau dengan melaksanakan sesuatu amal di hadapan mereka, atau
dengan jalan menyusun dan mengarang buku-buku untuk dapat diambil
manfaatnya. Mengajarkan ilmu kecuali memang diperintah oleh agama, sungguh tidak
disangkal lagi, bahwa mengajar adalah suatu pekerjaan yang seutama-utamanya.
Nabi diutus ke dunia inipun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya :
Artinya :
“Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar”.(HR. Baihaqi). Sekiranya Allah tidak membangkitkan Rasul untuk menjadi guru manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal-hal yang diluar akal manusia. Untuk itulah Rasul Allah dibangkitkan di dunia ini. Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada manusia/masyarakat secara luas, agar mereka tidak dalam kebodohan dan kegelapan, maka diperlukan kesadaran bagi para mualim, guru dan ulama, untuk beringan tangan
menuntun mereka menuju kebahagian dunia dan akhirat. Bagi para guru dan
ulama yang suka menyembunyikan ilmunya, mendapat ancaman, sebagaimana sabda
Nabi saw. Artinya :”Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak dihari kiamat dengan kekangan ( kendali) dari api neraka”.(HR Ahmad)
mereka. Mengajarkan ilmu-ilmu ialah memberi penerangan kepada mereka dengan
uraian lisan, atau dengan melaksanakan sesuatu amal di hadapan mereka, atau
dengan jalan menyusun dan mengarang buku-buku untuk dapat diambil
manfaatnya. Mengajarkan ilmu kecuali memang diperintah oleh agama, sungguh tidak
disangkal lagi, bahwa mengajar adalah suatu pekerjaan yang seutama-utamanya.
Nabi diutus ke dunia inipun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya :
Artinya :
“Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar”.(HR. Baihaqi). Sekiranya Allah tidak membangkitkan Rasul untuk menjadi guru manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal dan otak manusia mungkin menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih ada juga hal-hal yang tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal-hal yang diluar akal manusia. Untuk itulah Rasul Allah dibangkitkan di dunia ini. Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada manusia/masyarakat secara luas, agar mereka tidak dalam kebodohan dan kegelapan, maka diperlukan kesadaran bagi para mualim, guru dan ulama, untuk beringan tangan
menuntun mereka menuju kebahagian dunia dan akhirat. Bagi para guru dan
ulama yang suka menyembunyikan ilmunya, mendapat ancaman, sebagaimana sabda
Nabi saw. Artinya :”Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak dihari kiamat dengan kekangan ( kendali) dari api neraka”.(HR Ahmad)
Penutup
Dari
paparan di atas telah jelas bahwa pendidikan Islam sangat penting dalam
membimbing para anak muda untuk menjadi generasi yang robbani yang dapat
merubah keadaan bangsanya menjadi lebih baik. maka wujudkan pendidikan islam
yang baik, maka haruslah berkerja keras dan adanya dukungan dari berbagai
fihak.tetapi Insya Allah apabila kita selalu berikhtiar dan berserah diri
kepada Allah Swt, maka tidaklah mustahil semua itu akan dapat terwujud seperti
janji Allah dalam Firman-NYA,”Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (
Q.S.Muhammad : 7 ). Akhirnya Hamazah Wa Istiqomah dalam menegakkan Dienul
Islam. Marilah kita menuntut
ilmu pengetahuan, sesempat mungkin dengan tidak ada hentinya tanpa absen sampai ke liang kubur, dengan ikhlas dan tekad mengamalkan dan menyumbangkannya kepada masyarakat, agar kita semua dapat mengenyam hasil dan buahnya.
Daftar pustaka
file:///F:/LONG%20LIFE%20EDUCATION%20IN%20ISLAM%20SEMANGAT% 0NTUK%20HATI%20DAN%20JIWA%20MANUSIA%20%C2%AB%20B IAN% RANGGA.htm
file:///F:/LONG%20LIVE%20EDUCATION%20IN%20ISLAM%20%C2%AB%20 ebranindrarukmana%27s%20Blog.htm
file:///F:/long-life-education-in-islam.html
file:///F:/long-life-education-pendidikan-seumur.html
file:///F:/pendidikan-islam.html
file:///F:/~%20never%20let%20you%20go%20~%20%C2%BB%20Long%20Life%20Eu
file:///F:/afika%20blog%20%C2%BB%20Blog%20Archive%20%C2%BB%20LON%0LIVE%20EDUCATION%20IN%20ISLAM%2020.htmcation%20in%20Islam.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar