PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
REFORMASI DAN GLOBALISASI
A. PENDAHULUAN
Pancasila merupakan dasar ideologi Negara
Republik Indonesia secara resmi
tercantum di dalam alinea ke-empat pembukaan undang-undang dasar 1945, yang
ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Pancasila
yang disahkan sebagai Dasar Negara yang dipahami sebagai system filsafat bangsa
yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa. Sebagai Ideologi, nilai-nilai
Pancasila sudah menjadi Budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia.
Seiring
dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini, nilai-nilai luhur
Pancasila diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Sendi-sendi
kehidupan di masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur
pancasila.
Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara
Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi, Negara Indonesia tetap
berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar negara
tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global
dunia yang terus berkembang.
Di era globalisasi dan reformasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia,jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Di era globalisasi dan reformasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia,jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
B.
PERUMUSAN
MASALAH
Adapun permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Bagaimana
implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana
eksistensi Pancasila dewasa ini?
3. Bagaimana
nilai-nilai Pancasila menghadapi tantangan perubahan zaman di era globalisasi
dan reformasi?
C.
PEMBAHASAN
1) Implementasi
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai
dasar negara, nilai-nilai pancasila adalah barometer moral di mana kerangka
kewarganegaraan harus didasarkan.Pancasila secara fundamental merupakan kerangka
yang kuat untuk pendefinisian konsep kewarganegaraan yang inklusif, sebab
didalamnya memiliki komitmen yang kuat terhadap pluralisme dan
toleransi.Komitmen inilah yang mampu mempersatukan dan menjaga keutuhan bangsa
yang terdiri 400 lebih kelompok etnis dan bahasa. Inilah pentingnya kita
kembali peduli kepada Pancasila, melaksanakan komitmen-komitmennya dan
menegakkan prinsip-prinsip kewarganegaraan.Sebagai warga negara, kita juga
memiliki tanggung jawab mengawasi pelaksanaan komitmen-komitmen tersebut, agar
tidak melenceng dari garisnya.
Dalam
pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-citakan
suatu bangsa.Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan.Pada akhirnya pandangan hidup bisa
diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu
bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang
bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa
dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru
model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan
kebutuhan bangsa Indonesia sendiri. Bangsa dan rakyat Indonesia sangat patut
bersyukur bahwa founding fathers telah merumuskan dengan jelas pandangan hidup
bagi bangsa dan rakyat Indonesia yang dikenal dengan nama Pancasila.
Maka,
guna meredam pengaruh dari luar perlu dilakukan akulturasi kebudayaan akibat
globalisasi. Artinya, budaya dari luar disaring oleh budaya nasional sehingga
output yang dikeluarkan seusai dengan nilai dan norma bangsa dan rakyat
Indonesia. Memang masuknya pengaruh negatif budaya asing tidak dapat lagi
dihindari, karena dalam era globalisasi tidak ada negara yang bisa menutup diri
dari dunia luar.Oleh sebab itu, bangsa Indonesia harus mempunyai akar-budaya
dan mengikat diri dengan nilai-nilai agama, adat istiadat, serta tradisi yang
tumbuh dalam masyarakat.Pancasila dapat ditetapkan sebagai dasar negara karena
sistem nilainya mengakomodasi semua pandangan hidup dunia internasional tanpa
mengorbankan kepribadian Indonesia. Hal ini akan menjaga nilai-nilai luhur
bangsa dan semangat untuk ber-nasionalisme. Nasionalisme bangsa Indonesia dapat
terus dipertahankan dan dilestarikan dengan mengimplementasikan seluruh
nilai-nilai Pancasila dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang
sesuai dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada sila ke-3 yakni Persatuan
Indonesia yang bermakna Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Rela berkorban demi bangsa dan negara. Cinta akan Tanah Air,
Berbangga sebagai bagian dari Indonesia dan Memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika merujuk pada semangat
Nasionalisme bangsa.
2) Eksistensi
Pancasila dewasa ini
Persoalan
yang sangat besar dihadapi bangsa dan negara hingga sekarang ialah pembudayaan
dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang tidak berjalan efektif dan mendasar.
Karena itulah Pancasila tidak dapat muncul dalam wujud perilaku nyata dari
warga negara. Pancasila hanyalah sebatas tema dan semboyan semata-mata.
Bagaimanakah kita mampu melahirkan dan mengembangkan semangat dan ideologi
kebangsaan, jika aktualisasi nilai-nilai Pancasila itu kandas dan dangkal? Penulis
memiliki dan meng-usulkan paradigma baru yaitu semangat dan ideologi kebangsaan
itu akan lahir dan berkembang jika Jatidiri Bangsa telah ber-semayam di hati
seluruh bangsa Indonesia. Semangat dan ideologi kebangsaan tidak dapat
dilahirkan dan dikembangkan dengan cara-cara kekerasan, melainkan harus dengan
membangkitkan ”kesadaran yang dalam”.
Dalam
kajian kita selama ini warga masyarakat Indonesia kurang percaya dan meyakini
akan kedudukan semangat dan ideologi kebangsaan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Akhirnya semangat mencintai dan setia kepada bangsa dan negara sendiri menjadi
lemah. Berbagai tindak kejahatan yang merusak telah berkembang untuk
menghancurkan bangsa. dan negara dari dalam seperti berkembangnya tindakan
korupsi yang sangat luas. Semangat dan ideologi kebangsaan sebenarnya dapat
menjadi kekuatan bangsa dan negara untuk melawan ”intervensi kekuatan asing”
serta menjadi kekuatan untuk membangun semangat kemandirian yang kokoh. China,
India dan Brazil telah berhasil mengembangkan semangat dan ideologi kebangsaan
untuk mem-bangun kemandirian bangsa.
Berbagai
kondisi, realita, dan perilaku warga negara yang bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila. Ada pengamat yang mengatakan bahwa yang telah diamalkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lebih dari
10% dari seluruh nilai yang ada dalam Pancasila. Jika demikian maka kita
menjadi sangat prihatin karena sekitar 90% nilai-nilai dalam Pancasila tidak
dapat diaktualisasikan.
Keterbatasan
aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan gagalnya pembangunan nasional mencapai
tujuan-tujuan nasional sebagai-mana ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945, telah
menjadi hambatan besar untuk membangun semangat dan ideologi ke-bangsaan
Indonesia. Banyak warga negara miskin yang berkata bahwa mereka tidak mencintai
bangsa dan negara sendiri karena mereka menghadapi kehidupan yang penuh masalah
dan ber-kualitas rendah.
3) Nilai-nilai
Pancasila Dalam Menjawab Tantangan Reformasi dan Globalisasi
Dunia
kini tengah mengalami perubahan drastis dengan berbagai kemajuan yang telah
dicapai. Perubahan wajah dunia telah membawa pengaruh bagi perubahan sosial di
Tanah Air. Perubahan sosial yang terjadi tentu tak bisa dipandang sebelah mata
mengingat perubahan tersebut mengandung kekuatan dan dinamika yang menyangkut
nilai, sikap, dan tingkah laku bangsa dan rakyat Indonesia.Bagi bangsa dan
rakyat Indonesia yang membangun bangsa dan negara dengan kekuatan dan
kepribadian sendiri, perubahan sosial tak berarti westernisasi atau
kebarat-baratan.
Seyogianya,
perubahan sosial yang terjadi dipandang sebagai upaya bangsa untuk
mengembangkan kepribadiannya sendiri melalui penyesuaian dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat modern. Atau dengan kata lain, dengan kepribadiannya
sendiri, bangsa dan negara Indonesia berani menyongsong dan memandang pergaulan
dunia. Kini, mau tak mau dan suka tak suka, bangsa Indonesia harus hidup dan
berada di antara pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi, harus diingat bahwa
bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di
tengah-tengah pergaulan dunia.
D.
PENUTUP
a) Kesimpulan
Jadi
kesimpulan dari makalah ini adalah bangsa dan negara Indonesia tidak bisa
menghindari akan adanya tantangan globalisasi,dengan menjadikan pancasila
sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa
menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia.
b) Saran
Saran
kami sebagai penulis kepada
para pembaca diharapkan bisa tetap menjaga kepribadian bangsa dalam menghadapi
tantangan globalisasi,serta bisa mengambil hal-hal positif dari efek
globalisasi dengan tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara
sehingga bisa membantu pembangunan dan perkembangan negara.
c)
Lampiran
http://abdulghanni.blogspot.com/2011/02/makalah-peran-pancasila-di- era.html
http://madib.blog.unair.ac.id/files/2011/01/aksiologi-kritikal-excellence-with-morality.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar